TANGSEL, Spot19 – Pada tahap awal pengolahan kopi, akan melalui proses roasting yang akan mengeringkan permukaan biji kopi. Lalu warna biji kopi mulai berubah menjadi kecoklatan dan aroma yang timbul akan mirip dengan roti bakar. Beberapa saat kemudian akan terdengar suara biji kopi yang pecah. Inilah saat pembentukan karakter secangkir kopi dimulai. Lalu sobat lebih memilih kopi dark roast atau light roast?
Baca juga: Kopi Favorit Mencerminkan Kepribadian Seseorang
Body
Istilah body yang sering kita dengar tentang kopi adalah menggambarkan kekentalan kopi. Kekentalan yang timbul pada kopi ini dipengaruhi oleh kandungan minyak yang terdapat dalam kopi tersebut. Semakin tinggi kandungan minyak dalam seduhan kopi, akan semakin berat rasa yang ditimbulkan.
Baca juga: 7 Rekomendasi Coffee Shop Seputar Bintaro dan Sekitarnya
Ada tiga jenis istilah yang digunakan untuk menggambarkan body pada kopi, yaitu ringan (light), berat (heavy), lalu berminyak (oily). Nah, proses roasting ini akan mengeluarkan minyak yang ada di dalam biji kopi. Pada kopi yang dipanggang ringan (light roast), kandungan minyaknya tidak banyak, sehingga memiliki body yang ringan. Sedangkan pada biji kopi yang dipanggang dengan waktu lama (dark roast), biji kopi akan tampak lebih berminyak.
Baca juga: 5 Rekomendasi Coffee Shop di Ciledug Tangerang
Rasa Asam
Sobat pasti tahu bahwa kopi itu mengandung rasa asam, sehingga mereka yang memiliki riwayat penyakit maag akan mengurangi minum kopi. Biji kopi hijau atau green bean memang mengandung asam, yang disebut asam klorogenat. Kandungan asam pada kopi jenis arabika cenderung lebih tinggi dibanding dengan kopi robusta. Tetapi ada beberapa varietas kopi arabika juga yang lebih asam dibanding kopi arabika lainnya. Asam klorogenat pada kopi dapat berkurang jika terkena panas. Asam ini akan terpecah menjadi asam-asam lainnya yang lebih lemah rasanya. Sehingga biarpun dipanggang lama, kandungan asam yang ada di dalam kopi tidak akan hilang seluruhnya. Justru asam ini akan terpecah menjadi bentuk asam lainnya yang akan mempengaruhi citarasa kopi yang dihasilkan.
Baca juga: 5 Rekomendasi Coffee Shop di BSD Dengan Vibes yang Asik
Rasa Pahit
Semakin lama waktu roasting yang dilakukan, rasa pahit yang timbul pada kopi akan menjadi semakin kuat. Meskipun demikian, rasa pahit ini bukan sebagai patokan dari sebuah kopi yang berkualitas rendah. Sebagian masyarakat bahkan berpedoman bahwa kalau minum kopi ya harus pahit. Namun untuk jenis kopi arabika yang terkenal dengan citarasanya yang berbeda-beda, rasa pahit yang berlebihan justru akan menutupi keunikan rasa dan menurunkan nilainya.
Baca juga: 4 Film Wajib Bagi Para Penggemar Kopi
Aroma dan Citarasa
Proses roasting yang dilakukan akan membuat beberapa asam menjadi terasa lebih dominan. Diantaranya asam sitrat, asam asetat, asam malat, dan asam fosfat. Meskipun sama-sama bersifat asam, tetapi masing-masing memiliki rasa asam yang berbeda. Asam sitrat misalnya, lebih sering ditemukan pada keluarga jeruk dan lemon. Jadi jika memiliki banyak kandungan asam sitrat, kopi ini akan memiliki citarasa dan aroma mirip buah jeruk atau citrus.
Lain lagi asam malat, yang identic dengan apel hijau, yang memberikan aroma buah-buahan segar pada kopi. Kandungan asam pada kopi ini akan meningkat seiring dengan lamanya waktu proses roasting yang dilakukan. Sampai pada suatu waktu, asam-asam yang terkandung dalam kopi ini justru akan memberikan sensasi unik dan menyegarkan. Namum perlu diingat, proses roasting yang terlalu lama juga justru akan merusak citarasa pada kopi itu sendiri. Jadi mestinya tidak terlalu cepat atau terlalu lama pada waktu proses roasting ya sobat.
**Editor: Ed Ward