TANGSEL, Spot19 – Kreatif itu kebiasaan bukan keturunan. Kreatif, sebuah kata yang terdengar terlalu indah untuk diucapkan. Banyak orang yang menganggap dirinya tidak kreatif. Sesungguhnya setiap orang bisa menjadi kreatif.
Lalu darimana kreativitas itu muncul?
Kreativitas berbeda dengan IQ yang merupakan anugrah dari Tuhan yang Maha Esa. Kreatitivas adalah sebuah keterampilan atau skill yang dapat dilatih dan dimunculkan. Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam dirinya.
Jadi bila Anda memiliki IQ yang rendah, bukan berarti Anda tidak kreatif. Demikian juga jika IQ Anda tinggi, itu bukan jaminan Anda kreatif. Siapapun kita bisa menjadi kreatif asal mau mengasahnya dan memanfaatkannya untuk kemajuan pribadi, karier, dan kehidupan.
Ingat waktu kita kecil? Kebanyakan anak kecil suka menggambar dan mewarnai dan itu adalah contoh kreativitas. Ada yang besarnya menjadi animator atau bankir. Namun dasar-dasar kreativitas ada dalam diri kita.
Setiap orang dianugerahi kemampuan otak yang luar biasa. Otak kita terdiri dari dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Aktivitas yang berkaitan dengan dengan logika, bahasa, matematika, dan analisis biasanya menggunakan otak kiri.
Sementara otak kanan berfungsi menunjang aktivitas yang berkaitan dengan image (gambar, bentuk, dan warna), musik, imajinasi, dan dimensi ruang.
Orang yang banyak menggunakan otak kiri biasanya kurang memiliki kreativitas. Mereka memecahkan masalah berdasarkan pengalaman dan parameter terukur. Orang yang bekerja sebagai analis, akuntan, operator, dan birokrat biasanya lebih banyak menggunakan otak bagian kiri.
Sementara orang yang lebih banyak menggunakan otak kanan biasanya lebih kreatif. Mereka berani berinovasi dan mencoba hal-hal baru. Pikiran mereka bebas dari aturan dan prosedur yang ada. Seniman, artis, desainer biasanya lebih banyak menggunakan bagian otak kanan dalam pekerjaannya.
Namun jika ditanya mana yang lebih penting antara otak kiri atau kanan? Kedua-duanya penting.
Jika kita ingin menjadi kreatif dan inovatif, kita harus mampu menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Kemampuan logika, analisis, dan matematis harus didukung dengan daya imajinasi yang kuat. Dengan begitu kreativitas akan muncul.