TANGSEL, Spot19 – Indonesia memang kaya akan budaya dan peninggalan sejarah masa lalu dari para leluhur. Salah satunya adalah sistem penanggalan atau kalender. Selain Kalender Masehi yang telah umum dikenal masyarakat, ternyata ada setidaknya 6 kalender lokal yang masih digunakan di Indonesia. Kalender ini sering dijadikan acuan dari berbagai etnis yang ada di Indonesia untuk menentukan hari-hari “baik” saat akan mengadakan sebuah acara atau kegiatan keluarga.
Kalender lokal ini diantaranya:
1. Kalender Sunda
Kalender ini mirip dengan Kalender Masehi yang setiap bulannya memiliki 29 atau 30 hari. Dan urutan nama bulannya adalah Kartika, Margasira, Posya, Maga, Paliguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, dan Asuji. Kalender Sunda menjadi inspirasi untuk menentukan hari baik pernikahan, saat bercocok tanam, aktivitas keagamaan, hingga norma-norma yang dijalankan dalam kehidupan. Bangsa Sunda memiliki beberapa kalender, yaitu Kalender Sunda Suryakala atau Saka Sunda yang biasanya digunakan untuk pertanian bersamaan dengan kalender masehi. Satu lagi adalah kalender sunda Chandrakala atau Caka Sunda untuk kehidupan beragama, atau juga menentukan pasang surut air laut.
2. Kalender Hijriyah
Selain Kalender Masehi, ada kalender yang familiar dengan masyarakat Indonesia, yaitu Kalender Hijriyah yang notabene adalah Kalender yang penanggalannya dimulai saat Nabi Muhammad hijrah dari Kota Makkah ke Madinah. Jadi Kalender Hijriyah ini adalah kalender yang digunakan penganut Agama Islam untuk menentukan tanggal-tanggal penting kegiatan agama, seperti penentuan awal bulan Ramadhan, jatuhnya hari raya Idul Fitri dan lain sebagainya.
3. Kalender Saka
Penanggalan Kalender Saka dimulai tahun 78 Masehi dan berasal dari India. Di beberapa daerah di Indonesia masih ada yang menggunakan kalender ini. Sistem penanggalan Kalender Saka ini menggabungkan antara penanggalan matahari dengan penanggalan bulan.
4. Kalender Jawa
Menggunakan perpaduan antara budaya Islam, Hindu, Budha, Jawa, dan ada sentuhan budaya barat. Perhitungan hari dalam Kalender Jawa ini menggunakan siklus mingguan dan siklus pekan pancawara. Siklus mingguan terdiri dari tujuh hari, sedangkan siklus pancawara terdiri dari 5 hari.
5. Kalender Saka Bali
Pada umumya kita jumpai untuk digunakan oleh masyarakat Hindu di Bali dan Lombok. Kalender Saka ini sistem penanggalannya tidak memiliki aturan yang baku. Dimana kalender ini menggabungkan paduan posisi matahari dan bulan, dimana posisi perputarannya tidak selalu sama.
6. Kalender Batak
Nama lain dari Kalender Batak adalah Porhalaan. Kalender ini juga terdiri dari 12 bulan dan setiap bulannya terdiri dari 30 hari. Seringkali digunakan dengan maksud meramal atau mencari hari baik atau panjujuran ori dan kejadian alam.
Inilah 6 kalender lokal yang masih digunakan di Indonesia, adakah jenis kalender lain yang terlewat menurut sobat?
**Editor: Ed Ward