TANGSEL, Spot19 – Sebelum gaung mobil nasional bergema beberapa tahun kebelakang, Indonesia ternyata sudah pernah memiliki mobnas (mobil nasional).
Mobil yang dinamakan Morina atau Mobil Rakyat Indonesia ini merupakan produksi GM (General Motor) dengan jenis BUV (Basic Utility Vehicle) tahun 1976.
Sejarah bermula saat Pemerintah mengeluarkan kebijakan KBNS (Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana) untuk meningkatkan investasi di bidang otomotif.
Baca juga: Aneka Moda Transportasi Djadoel Yang Pernah Ada di Jakarta
Pemegang merk dan sub merk GM di Indonesia, PT.Garmak Motor akhirnya membuat BTV (Basic Transportation Vehicle) menemani Kijang yang sudah di produksi astra sejak tahun 1975.
Dengan kandungan lokal 40% meliputi sasis, body, ban, dan aki, dan sisanya 60% seperti mesin, gardan, girboks, shock absorber dan part lainnya yang diimpor dari Vauxhall asal Inggris.
Tanggal 11 Juni 1976, Morina diluncurkan di arena Pekan Raya Jakarta dengan PT.Garuda Diesel sebagai distributornya.
Harga yang ditawarkan saat itu Rp 1.250.000 per-unit atau hanya selisih Rp 250.000 dari Toyota Kijang dengan bentuk yang sama mobil pick up.
Baca juga: Mengenal 5 Kendaraan Tradisional Asli Indonesia
Morina ini merupakan Vauxhall Viva pick up dengan sasis dan bodi yang lebih sederhana.
Mesin 4 silinder yang digunakan adalah jenis mesin berbahan bakar bensin OHV (Over Head Valve) yang sederhana dan bersistem karburator untuk pemasukan bahan bakarnya dengan kapasitas 1256 cc.
Mobil ini sanggup menopang bobot kendaraan 1320 kg dan kemampuan membawa beban maksimal 655 kg, karena tenaga mesin yang dihasilkan hanya 58,5 Hp.
Berpenggerak roda belakang dengan transmisi manual 4 percepatan dengan synchromesh.
Kendaraan yang sempat mengaspal di Indonesia ini awalnya diciptakan oleh Opel yang masih menjadi bagian dari GM di Jerman.
Baca juga: 5 Tempat Latihan Panjat Dinding Indoor di Sekitar Ibukota
Mereka memproduksi mesin dan sasis yang lalu ditawarkan ke negara-negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Untuk komponen penunjang lainnya seperti kaca, bodi, ban dan lainnya diserahkan kepada pabrikan lokal yang akan menjual mobil ini.
Untuk desain bodinya diserahkan kepada masing-masing negara, tetapi sebagian besar tetap dengan pilihan desain asli dari GM.
Morina sendiri mengambil desain yang sedikit lebih modern seperti Chato di Guatemala, Cherito di El Salvador, lalu Compadre di Honduras.
Sedangkan Malaysia mengambil desain yang paling sederhana dengan tanpa pintu untuk mobil Harimau nya.
Diperkirakan penjualan Morina tidak banyak saat itu, hanya sekitar 1000 unit yang beredar di Indonesia dengan tipe pick up dan minibus.
Produksi Morina seluruh dunia dihentikan tahun 1980 dan di Indonesia sendiri sekitar 1979 produksi Morina sudah dihentikan.
Inilah sekilas Morina (Mobil Rakyat Indonesia) yang saat ini menjadi barang langka dan menjadi saksi sejarah perjalanan mobil nasional.