TANGSEL, Spot19 – BMKG dalam siaran persnya menyatakan bahwa dalam satu minggu kedepan mulai tanggal 8 – 14 Februari 2022 mengidentifikasi adanya peningkatan curah hujan. Kondisi ini akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer. Yang terpantau adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator.
Baca juga: Wow..Inilah 10 Danau Terluas di Indonesia
Begitu juga, Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG memantau perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S di sekitar Samuera Hindia sebelah barat daya Banten. Kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya bisa mencapai 30 knot (56 km/jam) atau tepatnya berada di 13,8 lintang selatan dan 105,5 bujur timur. Tekanan udara minimum di sekitar pusat sistem akan menyentuh 1000 hPa. Sistem Bibit Siklon 93S akan bergerak ke arah selatan dan menjauhi wilayah Indonesia.
Dalam rentang 24 jam kedepan masih akan berada pada kondisi sedang untuk menjadi Sistem Siklon Tropis. Bibit Siklon dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis apabila kecepatan angin maksimum mencapai minimal 35 knot atau 65 km/jam di sekitar sistemnya. Dengan adaya bibit Siklon Tropis 93S tersebut nantinya daapt membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin di sebagian wilayah Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jaw Tengah.
Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah pusat tekanan rendah, juga di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut. Peringatan dini diberikan BMKG bahwa akan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat disertai petir dan angin kencang, juga gelombang tinggi.
Daerah berpotensi hujan sedang-lebat yang diprediksi di pulau Sumatra adalah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kep.Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung. Sementara untuk pulau Jawa di daerah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Wilayah lainnya seperti Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara. Lalu Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Gelombang tinggi antara 2,5 sampai 4 meter
Selain angin kencang, ada area perairan dengan tinggi gelombang antara 2,5 sampai 4 meter yang terdapat di wilayah: Perairan Kep. Anambas – Kep. Natuna, Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai – Bengkulu, Perairan Selatan Jawa Timur, Perairan Selatan Bali – NTB.
Lalu bisa juga terjadi di wilayah samudera Hindia Selatan Jawa Timur – NTT, perairan selatan P.Sumba, perairan Kupang – P.Rotte, Laut Sawu, Laut Sulawesi, Perairan Bitung – Kep.Sitaro, Perairan Kep.Sangihe – Talaud.
Perairan lain yang kemungkinan terpengaruh efeknya adalah Laut Maluku bagian Utara. Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.
Gelombang sangat tinggi antara 4 sampai 7 meter
Sedangkan area perairan dengan gelombang sangat tinggi 4 sampai 7 meter akan terjadi di wilayah Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa Barat.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang dan lain-lain.
**Editor: Ed Ward