JAKARTA, Spot19 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menganalisis curah hujan yang semakin meningkat di bulan November 202. Sejumlah faktor memengaruhi, mulai dari menguatnya La Nina, Monsun Asia, hingga fenomena atmosfer lainnya.
“Kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan intensitas, hal tersebut secara umum dipicu oleh aktifnya dinamika atmosfer skala global La Nina,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Keadaan tersebut semakin kuat dengan adanya aktivitas fenomena gelombang atmosfer atau MJO (Madden Jullian Oscillation), Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby. Fenomena atmosfer tersebut saat ini aktif di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.
Selain itu, kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan potensi konvektifitas yang cukup tinggi turut berkontribusi signifikan. Memicu pembentukan awan hujan yang menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.
Baca Berita Terkait:
https://spot19-tangsel.com/breaking-news/siaga-satu-minggu-kedepan-kemungkinan-cuaca-ekstrem/
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk sepekan ke depan. Berlaku untuk periode 5-11 November 2021 secara umum berpotensi di 34 wilayah provinsi Indonesia.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Baik bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, khususnya untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana.
Berikut ini persiapan-persiapan yang perlu dilakukan pada saat musim hujan yang dikeluarkan oleh BMKG:
- Memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air/drainase tidak tersumbat/lancar.
- Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.
- Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif.
- Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
- Menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi.
- Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.