Manokwari – Kodam XVIII/Kasuari memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 TNI secara sederhana. Berupa acara ramah-tamah dan syukuran di Makodam XVIII/Kasuari, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat, pada Selasa (5/10/2021).
Turut hadir, Kapolda Papua Barat, para pejabat Kodam, dan Polda Papua Barat, Kafasharkan Manokwari, dan Wakajati Papua Barat. Termasuk juga Wakil Ketua DPRD Papua Barat, Ketua MRP Papua Barat dan para prajurit Kodam XVIII/Kasuari.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menyampaikan bahwa tugas TNI di samping sebagai alat pertahanan negara, juga memiliki tugas dalam rangka operasi militer selain perang.
“Untuk itu dalam situasi Covid-19 ini kita semua harus bersinergi, kita harus manunggal dengan seluruh komponen masyarakat yang ada dari mulai Pemerintah Daerah, Polri, tokoh-tokoh agama dan masyarakat, tokoh adat dan komunitas-komunitas, baik akademisi termasuk juga media” ungkap Pangdam.
Penugasan di tanah Papua Barat menurutnya tantangan yang berat dan kompleks. Memiliki berbagai macam tantangan tersendiri, menuntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mengerti tentang kearifan lokal, adat dan budaya di tanah Papua.
“Puji Tuhan kita di sini didukung Pemda sama Bapak Gubernur, tokoh-tokoh DPRD Papua Barat, tokoh masyarakat dan lain sebagainya,” kata pangdam.
Salah satu dukungan tersebut yakni dikerahkan 1.000 Bintara Otsus, sehingga dapat mendorong pemenuhan personel Kodam hingga 64%. Pangdam berharap ke depan Kodam XVIII/Kasuari semakin sempurna, bisa menjadi pengayom, dan pelindung. Khususnya dalam rangka untuk mengawal dan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini.
Gubernur Provinsi Papua Barat, Dominggus Mandacan menyampaikan terimakasihnya kepada Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda dan seluruh jajaran TNI yang ada di wilayah Papua Barat. Karena sudah bersinergi membangun Papua Barat sehingga tetap aman dan kondusif.
“Terima kasih banyak juga kepada unsur Forkopimda yang selama ini sudah membantu terutama dalam penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Berkat kerja sama yang baik dengan semua pihak sehingga bisa melakukan pendekatan-pendekatan yang baik. “Baik itu pendekatan keagamaan, dengan semua lintas agama di Papua Barat, pendekatan hukum, pendekatan adat dan budaya serta kearifan lokal selama ini, sehingga kita mendapatkan dukungan dari masyarakat, khususnya TNI,” pungkasnya.