TANGSEL, Spot19 – Beberapa hari ini beredar pesan berantai di beberapa media sosial mengenai gelombang panas sedang melanda Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui siaran persnya menanggapi berita yang menyebutkan bahwa ‘kini cuaca sangat panas dan suhu pada siang hari mencapai 40ºC, dianjurkan menghindari minum es atau air dingin.’
Berita yang beredar di berbagai media sosial tersebut tidak tepat dan tidak benar (HOAX), karena suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas.
Plt. Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko menjelaskan, gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi.
Sementara Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas, lanjut Urip.
Dalam ilmu cuaca dan iklim, gelombang panas adalah cuaca (suhu) panas yang tidak biasa.
Kondisi ini berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai kelembapan udara tinggi.
Suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik untuk dianggap sebagai gelombang panas.
Misalnya 5ºC lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan telah berlangsung setidaknya dalam lima hari berturut-turut.
Jika suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
‘Suhu panas yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun,’ jelas Urip.
Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini dapat juga berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Tercatat suhu lebih dari 36 °C terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.
Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, Medan yaitu 37,0 °C.
Lalu apa penyebab suhu meningkat dalam beberapa hari ini?
Suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Di bulan Oktober, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dalam perjalanannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.
Dan puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.
2. Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.
Kondisi tersebut berkaitan dengan adanya Siklon Tropis KOMPASU di Laut Cina Selatan bagian Utara yang menarik masa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan.
Siklon tropis ini menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah – berawan dalam beberapa hari terakhir.